Terbaru

Home » , , , , » (Essay) Menjadi Kader Dakwah Militan

(Essay) Menjadi Kader Dakwah Militan

Written By Unknown on Senin, 08 Juni 2015 | 02.11

Jika berbicara tentang dakwah kampus maka tak terlepas dari yang namanya kader (anggota). Karena seperti apa dakwah kampus maka seperti itulah kondisi kader nya. Sebuah lembaga dakwah kampus akan tetap eksis jika didukung oleh para kader yang militan dan kreatif dalam mengemas agenda-agenda dakwah kampus itu sendiri.

Cakupan kampus yang luas yang didukung oleh kader (anggota) yang sedikit, untuk tetap eksis maka dakwah kampus butuh mencetak kader-kader yang militan, yang didukung dengan kebebasan berpikir, bertindak dan berkerasi sesuai dengan syariat islam.

Dan jika kita berbicara tentang militansi maka kader sekarang jauh dari kata militansi dari pada kader dizaman dulu, bukan bermaksud untuk membanding-bandingkan tapi lebih ke supaya kita bisa mengambil ibrah (pelajran) dari para pendahulu dakwah ini.

Dulu para aktivis dakwah kampus selalu memfokuskan fikiran, tindak dan ruhiyahnya hanya untuk dakwah, dan mereka rela dan ikhlas berletih lelah, berkorban, dan menghabiskan waktu nya hanya untuk berfikir, bertindak dan perbaikan ruhiyah hanya untuk allah swt.

Sedangkan kader zaman sekarang lebih banyak galau, malas, dan tidak menjaga ruhiyahnya, sehingga jauh darik kata militansi, meskipun ini tidak semua namun ini sudah terjadi secara umum dan bahkan kebanyakan.

Kalau dulu para kader kalau tak datang liqo merasa malu dan menganggap rugi, sekarang mungkin biasa-biasa saja, kalo kader dulu gak baca buku dalam satu hari mereka gelisa (merasa rugi) kalo kader sekarang bacanya WA, FB, dan medsos lainnya. Klo kader dulu klo gak tilawah, atau shalat berjamaah di masjid bagi yang laki-laki (ikhwan) mereka merasa bersalah dan dianggap lalai, kader sekarang mungkin biasa-biasa saja, ya sekali lagi meski tak semuanya namun kebanyakan.

Tidak usah menunjuk orang lain, apalagi menyalahkan orang lain. Ayoo kita introspeksi diri kita masing-masing, sehingga ketika kita sudah menyadarinya dan kita mulai merubah nya menjadi lebih baik, dan kita wujudkan menjadi kader militansi.

Mungkin kita bisa mengambil pelajaran dari para sahabat nabi muhammad saw, yang memiliki semangat dan miltansi dalam dakwah dan mungkin bisa kita terapakan di dakwah kampus kita masing-masing, diantaranya sebagai berikut :

a.       Mengajak merupakan perbuatan terbaik
Dulu bagi para sahabat tidak ada perbuatan yang paling baik dan yang paling membanggakan adalah mengajak orang kepada islam, sehingga semangat ini lah yang membuat orang-orang non muslim masuk islam.

Mereka sangat yakin, bahwah balasan orang yang mengajak kepada islam akan mendapatkan balasan terbaik di akhirat, dan sudah dijamin tempat kembalinya adalah surga yang sangat indah yang tidak ditemukan sedikitpun keindahannya didunia ini.

b.      Meski dengan banyaknya kekurangan namun tetap semangat mengajak kebaikan
Di generasi awal islam, para sahabat masih belum banyak tau tentang islam, mereka hanya menyapaikan apa yang sudah disampaikan nabi kepada mereka kemudian mereka amalkan lalu disampaikan keorang lain, semangat yang mereka bawah adalah “sampaikan lah walau hanya satu ayat”.
Mereka meyakinin dengan sebenar-benar yakin setiap ayat yang turun dan mereka sampaikan kepada orang lain, mereka meyakini ilmu yang bermanfaat akan menjadi bekal atau tabung untuk mereka diakhirat kelak.
Mereka yakin dengan berbagi ilmu akan menambah ilmu mereka, dan ilmu mereka tidak diurangi, mereka yakin akan mendapatkan pahala apa bila ilmu yang mereka sampaikan diamalkan oleh orang lain dan tidak mengurangi orang yang mengerakannya.

c.       Segera merangkul orang-orang yang mereka kenal
Inilah yang mereka lakukan, terutama mereka mengajak orang yang dekat dengan mereka, misal anak mengajak orang tuanya, mengajak teman-temnnya, dan lain-lain.
Kalo bahasa dakwah kampusnya mungkin one man one put (satu orang mengajak satu orang), mengajak orang yang dekat dengan kita, teman-teman, keluarga atau istilah lainnya gak bisa lihat orang baik sedikit segera dirangkul.

d.      Memberdayakan atau mengutus (ekspansi dakwah)
Ini terjadi ketika rasulullah mengutus mus’ab bin umair ke madinah untuk membuka dakwah disana, sampai akhirnya mus’ab berhasil membuka dakwah sebelum rasulullah hijrah dan madinah menjadi daulah islam pertama berdiri.

Dan mengutus sahabat-sahabat yang lain untuk mengembangkan dakwah islam di permukaan bumi ini, sehingga islam sampai mengusai 2/3 dunia kala itu.

Begitu lah militansi yang terjadi di kalangan para sahabat rasulullah di generasi awalun, lalu bagai mana dengan di militansi di generasi akhir zaman separti sekarang ini. Ada babarapa hal yang bisa membentuk miltansi pada kader dakwah kampus di antanya sbb:

a.       Mengupgrade wawasan
Sebagai kader dakwah kita harus senantiasa mengupgrade diri (memantaskan diri) dalam setiap sisi bidang kehidupan, sehingga ketika ada problematika kita akan lebih santai dan bijaksana dalam menanggapinya.
Dengan terus mengupgrade diri kita akan lebih bicak mencari solusi dalam setiap problematika dan akan lebih siap dalam menghadapi ujian-ujian dakwah yang senantiasa menerpa para aktivis dakwah.

b.      Menjaga ruhiyah
Sebagai seorang aktis dakwah selain menjaga abbluminannaass juga harus menjaga hablumminallah, menjaga habbluminallah ini yakni dengan cara ruhiyah (kedekatan kita kepada sang pemilik segala-galanya).
Ruhiyah menjadi aspek yang sangat penting bagi seorang aktivis dakwah kampus dalam mengemban beban dakwah ini, bagaimana kita mau mengajak orang ke pada hidayah allah kalau kita tidak dekat dengan allah.
Menjada ruhiyah kita lakukan dengan menjaga ibadah-ibdah kita seperti shalat wajib diawal waktu (bagi yang laki-laki berjamaah dimasjid), tilawah harian, puasa sunah maupun wajib, shalat dhuha/tahajud, wirid harian, dan amalan-amalan lainnya.
Kedekatan kita kepada allah llah yang akan membuat kita lebih bergairah dan bersemangat dalam memikul beban dakwah yang sangat berat ini, dan implementasi dari penjagaan ruhiyah yang baik adalah militansi.

c.       Sabar
Jalan dakwah yang panjang yang penuh onak dan duri, karena sangat panjangnya kadang masa dakwah lebih panjang dari umur para aktivis dakwah itu sendiri. Selain panjagaan ruhiyah yang baik kita juga harus senantiasa bersabar dalam menghadapi ujian-ujian dijalan dakwah.
Allah pernah berfirman “Keselamatan atas kalian berkat kesabaran kalian.” (QS. Ar Ra’d [13] : 24). Dalam ayat ini allah ingin mengucapkan selamat kepada orang-orang yang sabar (dalam melawan hawa nafsu, bersabar dalam ketaatan kepada allah, bersabar dalam berjihad ‘berjuang dijalam allah’) dan akan mendapat beruntungan di akhirat.

d.      Menjaga komunikasi
Selain kita menjaga hubungan baik dengan allah maka kita juga dituntut untuk berhubungan baik dengan sesama manausia, jangan sampai kita sibuk berhubungan baik dengan allah namun kita melupakan hubungan baik dengan manusia.
Komunikasi yang baik mencerminkan akhlak yang baik, sehingga kita harus senantiasa menjaga komnikasi itu sendiri. Komunikasi yang baik juga akan menhilangkan prasangka-prasangka yang negatif yang dapat dapat merusak hubungan sesama manusia.

      Memupuk Koordinasi
Berkoordinasi nasi menjadi hal yang sangat dibutuhkan dalam dakwah ini, dengan berkoordinasi kita bisa saling menguat disaat lemah, saling memotivasi di saat semangat turun, saling melengkapi disetiap kekurangan yang ada sehingga agenda-agenda dakwah bisa berjalan dengan maksimal.
Koordinasi juga sangat penting dalam membetuk tim yang solid dalam dakwah, konsep ukhuwah islamiah yang selalu digaung-gaungkan para akhtivis dakwah, khusus nya aktivis dakwah kampus merupakan perwujudan nyata dalam mengimplemetasikan koordinasi.

f.        Kreatifitas,
Diera akhir zaman ini, kemajuan teknologi dan semakin luas nya cakrawalah keilmuan maka dakwah menuntut kraetifitas, sehingga dakwah dapat di terimah dengan muda oleh objek dakwah itu sendiri, dan dakwah berjalan dengan santun dan tidak ada paksaan dalam islam.
Allah berfirman "Serulah oleh kalian (umat manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah, nasihat yang baik, dan berdebatlah dengan mereka secara baik-baik..." (Q.S. an-Nahl:125). Dan dalan hadist juga disebutkan "Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan kadar (takaran kemampuan) akal mereka" (H.R. Muslim).
Dari ayat dan hadist diatas kitanya dakwah di akhir zaman ini sangatlah tepat jika menggunakan kratifitas sesuai dengan kondisi zaman dan akal manusianya.

Bertawakal
Setelah kita amalakan semuanya yang terakhir adalah bertawakal kepada allah, serahkan semua usaha dan perbuatan yang kita lakukan hasilnya kepada allah, karena dialah sang maha pemilik segala sesuatunya dan dialah roob yang maha berkehendak dan berkuasa atas segala sesuatunnya.
Menjadi aktivis dakwah, khuusnya menjadi aktivis dakwah kampus merupakan sebuah pilihan yang tepat dan benar. Dan menjadi aktivis dakwah kampus yang militan merupakan keharus bagi setiap aktivis dakwah, jangan sampai kita menyia-nyiakan waktu yang sedikit yang kita miliki di dunia ini.
Mereka yang masih muda sudah menorahkan nama harum dan bingkai sejarah kehidupan di generasi awal datangnya cahaya (islam), lalu bagaimana dengan generasi pewaris di akhir zaman? Jawabanya harus lebih militan dari generasi awal atau minimal sama militan dengan generasi awal..

Aprin Sani
Dewan LDK UNRIKA (2014-2015)




Comments
0 Comments

0 komentar :

Posting Komentar

Kalam

Kalam
Edisi 28 April 2016

join us

join us
klik

FSLDK INDONESIA

FSLDK INDONESIA
Klik gambar